1. LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU
Buku ini menarik terlepas dari sumber tunggal yang digunakan;memberikan informasi mengenai situasi Indonesia dari sudut pandang Harian Rakjat. Bagi sejarawan, buku ini menjadi sumber yang sangat berguna kalau mereka mau melakukan penelitian lanjut tentang peranan suratkabar, terutama pada periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin.LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian RakjatPenulis: Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M Dahlan
Buku ini menarik terlepas dari sumber tunggal yang digunakan;memberikan informasi mengenai situasi Indonesia dari sudut pandang Harian Rakjat. Bagi sejarawan, buku ini menjadi sumber yang sangat berguna kalau mereka mau melakukan penelitian lanjut tentang peranan suratkabar, terutama pada periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin.LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian RakjatPenulis: Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M Dahlan
2. Dalih pembunuhan massal 30 september dan kudeta Soeharto
ISSI menerbitkan buku Dalih Pembunuhan Massal sebagai sumbangan terhadap studi sejarah kontemporer Indonesia, khususnya peristiwa G-30-S. Dalam buku ini John Roosa menunjukkan sikap ilmiah yang terpuji sebagai sejarawan: ia mengungkapkan sumber-sumber baru mengenai G-30-S yang belum pernah digunakan sebelumnya, menelaah setiap sumber yang ada mengenai peristiwa itu secara teliti, lalu menghadirkan argumentasi dan kesimpulan berdasarkan temuannya itu. Pelarangan oleh Jaksa Agung jelas menghalangi perkembangan studi sejarah pada khususnya dan kerja ilmiah pada umumnya.Buku Dalih Pembunuhan Massal sudah beredar selama satu tahun dan sembilan bulan, dan justru mendapat sambutan baik dari dalam maupun luar negeri. Buku ini masuk nominasi buku terbaik dalam International Convention of Asian Scholars, perhelatan ilmiah terbesar untuk bidang studi Asia pada 2007. Tinjauan terhadap buku ini dimuat dalam berbagai berkala ilmiah internasional. Di Indonesia sendiri, buku ini disambut baik oleh para ahli sejarah, guru sekolah dan masyarakat umum dalam berbagai seminar dan pertemuan ilmiah yang digelar selama ini.
Penulis : John Roosa adalah profesor muda bidang sejarah dari Universitas
British Columbia di Vancouver
ISSI menerbitkan buku Dalih Pembunuhan Massal sebagai sumbangan terhadap studi sejarah kontemporer Indonesia, khususnya peristiwa G-30-S. Dalam buku ini John Roosa menunjukkan sikap ilmiah yang terpuji sebagai sejarawan: ia mengungkapkan sumber-sumber baru mengenai G-30-S yang belum pernah digunakan sebelumnya, menelaah setiap sumber yang ada mengenai peristiwa itu secara teliti, lalu menghadirkan argumentasi dan kesimpulan berdasarkan temuannya itu. Pelarangan oleh Jaksa Agung jelas menghalangi perkembangan studi sejarah pada khususnya dan kerja ilmiah pada umumnya.Buku Dalih Pembunuhan Massal sudah beredar selama satu tahun dan sembilan bulan, dan justru mendapat sambutan baik dari dalam maupun luar negeri. Buku ini masuk nominasi buku terbaik dalam International Convention of Asian Scholars, perhelatan ilmiah terbesar untuk bidang studi Asia pada 2007. Tinjauan terhadap buku ini dimuat dalam berbagai berkala ilmiah internasional. Di Indonesia sendiri, buku ini disambut baik oleh para ahli sejarah, guru sekolah dan masyarakat umum dalam berbagai seminar dan pertemuan ilmiah yang digelar selama ini.
Penulis : John Roosa adalah profesor muda bidang sejarah dari Universitas
British Columbia di Vancouver
3. 6 JALAN MENUJU TUHAN
Enam Jalan Menuju Tuhan Buku ini menjelaskan enam jalan yang diajarkan oleh Krishna Dwipayana Wyasa, Sidharta Gautama, Abraham, Musa, Yesus, dan Muhammad.
Enam Jalan Menuju Tuhan Buku ini menjelaskan enam jalan yang diajarkan oleh Krishna Dwipayana Wyasa, Sidharta Gautama, Abraham, Musa, Yesus, dan Muhammad.
4. Suara Gereja Bagi Umat Tertindas
Salah satu institusi yang secara tradisional memiliki kedekatan emosional dengan rakyat Papua Barat adalah institusi gereja. Gereja di Papua Barat, selain lembaga-lembaga swadaya masyarakat memiliki konsern terhadap berbagai pelanggaran HAM berat yang terjadi di Papua Barat. Gereja bersama rakyat Papua berjuang demi tegaknya hak asasi manusia di Papua Barat. Berikut ini tulisan salah seorang rohaniawan Katolik tentang problematika terjadinya pelanggaran HAM di Papua ?dengan penyuntingan seperlunya? baik sebelum maupun sesudah bergulirnya reformasi di Indonesia.
Pendeta Socrates Sofyan Yoman, pengarang buku "Suara Gereja Bagi Umat Tertindas" mengaku hingga saat ini belum mendapat pemberitahuan resmi dari Kejaksaan Agung tentang larangan beredar bagi buku hasil karya.
"Sampai saat ini saya belum mendapat pemberitahuan tersebut, padahal alamat saya jelas," ungkap Socrates di Jayapura, Jumat sehubungan bukunya dilarang beredar oleh Kejagung
5. Sepuluh Dosa SBY-JK
Buku kontroversial yang berjudul "10 DOSA SBY-JK" karangan Boni Hargens, staf pengajar FISIP UI telah membuat merah kuping pemerintahan SBY-JK.
Sepuluh "dosa" Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dicatat Boni, antara lain, adalah bertambahnya jumlah rakyat miskin dan pengangguran, pemberantasan korupsi yang tebang pilih, dan lambannya penanganan kasus semburan lumpur panas Lapindo di Sidoarjo.
Sekedar Info Boni Hargens sendiri juga adalah pengarang buku yg berjudul “GURITA CIKEAS “ yg gg kalah kontrofersial dengan buku sebelumnya
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar