Jumat, 22 April 2011
Tulusnya Cinta Seorang Suami
Kinanti  dan Wahyu adalah sepasang insan yang tinggal berdekatan. Karena itu tak  heran bila kedua orang tua mereka juga bersahabat. Sejak SD hingga SMA  mereka bersekolah di tempat yang sama, bahkan acap kali mereka sekelas.  Kinanti tumbuh sebagai gadis yang cantik jelita, sementara Wahyu menjadi  seorang pria yang cukup tampan dan simpatik. Meski banyak yang  mengatakan mereka adalah pasangan yang serasi, keduanya tidak tertarik  satu-sama lainnya bahkan seolah-olah saling membenci. Penyebab utamanya  adalah atmosfir persaingan diantara keduanya. Baik Kinanti maupun Wahyu  adalah pelajar yang cerdas dan selalu bersaing untuk memperebutkan juara  umum di sekolah itu. Peringkat juara umum kesatu dan kedua bergantian  disandang oleh keduanya.
Lulus  SMA, keduanya sekolah terpisah. Kinanti diterima di Fakultas Ekonomi  Universitas Negeri. Sementara Wahyu diterima di Fakultas Teknik di  Institut Negeri yang berada di kota yang sama.
Sejak  kuliah, Kinanti dikelilingi oleh mahasiswa yunior dan senior yang  menyukainya. Hingga menjelang lulus , Kinanti telah menjalin hubungan  dengan beberapa pria yang selalu berakhir dengan perpisahan.Sementara,  meski diminati oleh banyak gadis, Wahyu tak memiliki niat untuk menjalin  hubungan serius dengan teman wanitanya, baik di kampus maupun  dilingkungan tempat tinggalnya.
Di  perguruan tinggi, baik Kinanti maupun Wahyu tetap menunjukkan prestasi  yang cemerlang, sehingga diramalkan mereka akan lulus cumlaude.Rupanya  Tuhan memiliki rencana untuk mereka. Tepat sebulan sebelum kelulusan,  keduanya bertemu di suatu toko buku di kota itu dan saling jatuh cinta.
Setelah  lulus cumlaude, keduanya langsung diterima kerja. Kinanti bekerja di  lembaga pemerintahan, sementara Wahyu bekerja di perusahaan swasta.
Setahun kemudian mereka menikah dengan restu penuh kedua orang tua masing-masing.
Pada  mulanya mereka hidup bahagia dan serba berkecukupan. Mereka lalui hidup  bahagia penuh cinta dan saling setia. Namun masalah mulai muncul  setelah hingga tahun kelima, mereka belum juga dikarunia momongan.
Sudah  banyak upaya yang mereka lakukan, mulai dari pengobatan oleh dokter,  hingga pengobatan yang bersifat natur atau tradisional. Hingga akhirnya,  pada tahun kedelapan, dokter menvonis bahwa mereka belum dikaruniai  putra karena sang ayah (Wahyu) bermasalah, sehingga nyaris bisa dianggap  tak mungkin memiliki anak.
Mengetahui  kondisi itu, Kinanti meminta cerai ” aku tak mau menyia-nyiakan  hidupku, ..mohon mas mengerti ” pintanya pada Wahyu. Dengan sedih dan  sabar suaminya menjawab ” istriku beri aku waktu dua tahun lagi untuk  melakukan upaya maksimal agar kita bisa punya momongan “.
“tapi  mas…aku tak mau umurku bertambah dengan sia-sia..” rengek Kinanti. ”  Istriku, demi cinta kita, mohon kesediaanmu memberiku kesempatan dua  tahun lagi ” jawab Wahyu. Kemudian atas nama cinta keduanya sepakat  untuk menunggu hingga dua tahun. Setahun kemudian, jangankan memiliki  anak..yang terjadi adalah Kinanti divonis menderita gagal ginjal.
Dua  hari setelah vonis, Wahyu berkata kepada Kinanti bahwa dia akan keluar  negeri selama enam bulan. ” apa mas ?, kau mau tinggalkan aku saat aku  begini… aku yakin penyakit ini datang karena aku stress memikirkan belum  datangnya momongan ” protes Kinanti . Wahyu menjawab , bahwa selain itu  merupakan tugas kantor, dia juga akan mencari donor ginjal untuk  istrinya. Belum sampai enam bulan, Wahyu datang dengan membawa ginjal  yang akan didonorkan.
Singkat  cerita , operasi pencangkokan ginjal berlangsung sukses dan Kinanti  pulih seperti sedia kala. Anehnya sejak itu, terlihat sekali fisik Wahyu  semakin lemah. Atas izin Allah, akhirnya Kinanti hamil juga. Tak  terkatakan kegembiraan dan bersyukurnya suami istri tersebut.
Pada  suatu pagi, Wahyu tergesa-gesa pergi dn pamit kepada Kinanti karena  harus mengikuti rapat di kota lain. Kepergian yang tergesa-gesa membuat  Wahyu tak sempat membawa diarynya. Dan kebetulan pada siang hari saat  Kinanti membereskan meja kerja suaminya dia melihatnya dan penasaran  untuk membacanya.
seusai membaca  diary suaminya, tumpahlah semua air mata Kinanti, ternyata ginjal yang  didonorkan untuknya adalah ginjal suaminya sendiri. ‘ pantas mas Wahyu  terlihat mudah lelah akhir-akhir ini ” pikir Kinanti sambil  terisak-isak.
Segera  dia mengambil HP untuk menelpon suaminya dengan maksud memohon maaf  atas sikapnya selama ini. Belum sempat dia menelpon. .HPnya berdering  terlebih dahulu. dari seberang, terdengar isak tangis ibu mertuanya yang  mengatakan bahwa Wahyu tewas dalam kecelakaan lalu-lintas tadi pagi.  Dan menurut ibunya sebelum meninggal wahyu sempat berpesan kepada ibunya  bahwa dia akan membawa cinta untuk kinanti selamanya.
Tak  sempat selesai mendengar kelanjutannya.Kinanti berteriak ” mas  Wahyu..maafkan aku ” untuk kemudian ambruk jatuh tak sadarkan diri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar