Merupakan  negara dengan sensor yang ketat bagi media cetak dan televisi, kini  juga mulai membatasi aktifitas blog dan  internet. Tekanan bagi pengguna  internet pribadi sangat kecil –hanya  sekitar satu persen menurut OpenNet  Intiative– sehingga banyak warga  mengakses internet melalui kafe.  Namun, pemerintah membuat aturan ketat  bagi kafe dengan akses internet,  bahkan memonitor pengguanaan e-mail dan metode komunikasi lain dan  menutup akses dari situs kelompok lawan politik. Setidaknya ada dua  blogger yang masuk penjara, yakni Maung Thura, yang populer dengan  sebutan Zarnagar, karena setelah melansir video menganai Cyclone Nargis  2008.
2. Iran

Otoritas  negara ini tak segan-segan menahan para blogger yang mengkritik  mengenai agama, figur politisi, revolusi Islam dan berbagai simbolnya.  Pemerintah meminta seluruh blogger mendaftarkan situsnya ke Kementrian  Seni dan Budaya. Pemerintah mengklaim telah menutup jutaan situs.  Baru-baru ini kantor kejaksaan yang khusus menangani kasus internet dan  bertugas dalam intelijen dibentuk. Blogger Omidreza Mirsayafi  dijebloskan penjara karena dianggap menghina pemimpin spiritual negara,  yang tewas di Penjara Evin pada Maret.
3. Syria

 Pemerintah  menggunakan filter untuk menutup situs yang sensitif secara politik.  Para blogger bisa ditahan  jika terbukti mengisi situs yang bikin alergi  pemerintah. Pada tahun  2008, menteri komunikasi memerintahkan pemilik  kafe internet untuk  mencatat setiap pelanggan dan berapa kali  menggunakannya dan mengirimkan dokumentasi ini secara berkala. Whaed  al-Mhana, pengacara untuk situs arkeologi yang dianggap membahayakan,  diperiksa dipengadilan karena kritikannya mengenai peledakan pasar di  kota tua damaskus.
4. Kuba

 Hanya  pejabat pemerintah dan orang-orang yang mempunyai hubungan dengan   Partai Komunis yang bisa mengakses internet. Pada umumnya masyarakat   menggunakan internet malalui hotel atau kafe internet yang dikontrol  ketat pemerintah, yang artinya harus membayar mahal dengan voucher.  Pemerintah pernah memenjarakan 21 penulis dalam situs online dalam satu  dekade ini.
5. Saudi Arabia

Sekitar  400 ribu situs di tutup di negara kerajaan ini, termasuk yang  berhubungan dengan politik, sosial atau isu-isu agama. Pemerintah akan  dengan cepat menutup apapun yang kontra dengan negara atau sistemnya.  Blogger Ahmed al-Farhan dipenjara tanpa diadili untuk beberapa bulan  pada tahun 2007 dan 2008 karena menyuarakan perubahan dan pembebasan  kepada tahanan politik.
6. Vietnam

Para  blogger nekat mencoba mengisi berita-berita independen yang telah  ditinggalkan oleh media tradisional yang dikontrol pemerintah.  Pemerintah menanggapinya dengan membuat aturan. Akhir september lalu,  blogger terkenal Nguyen Van Hai, yang dikenal dieu Cay, dijatuhi hukuman  30 bulan penjara atas tuduhan menghindari pajak. dalam penyelidikan CPJ  menunjukkan hukuman itu sebagai balasan dari blog Nguyen. Pada oktober  2008, menteri informasi dan Komunikasi membuat agen baru untuk memonitor  internet.
7. Tunisia

 Seluruh  lalu lintas internet harus melewati jaringan sentral, yang membuat  pemerintah bisa menyaring ini dan memonitor e-mail. Penulis online Slim  Boukhdhir dan Mohammed Abbou harus mendekam di penjara karena  tulisannya.
8. Cina

Hampir  300 juta orang menggunakan internet –melebihi negara manapun di dunia.  Namun pemerintahnya masih sempat melakukan program sensor bagi pengguna  online. Kontrol yang ketat dilakukan dan jangan harap ada e-mail yang  bebas dari monitor pemerintah. Setidaknya ada 24 penulis di dunia maya  telah masuk penjara. Pada tahun 2008, Kantor Badan Pembersihan  Pornogarfi dan Memerangi Publikasi Ilegal mengumumkan telah menghapus  lebih dari dua juta situs yang haram di negeri Tirai Bambu ini.
9. Turkmenistan

 Presiden  Gurbanguly Berdymukhammedov membuka isolasi negaranya dari dunia dengan   menyediakan akses internet. Namun, pertama kali ada kafe internet  tahun  2007, tentara menjaganya setengah mati. Meski jaringan  telekomunikasi  Rusia MTS, masuk pasar Turkmenistan dan mulai menawarkan akses internet  melalui telepon genggam pada Juni 2008, tetap saja pengawasan pemerintah  ketat dalam usahanya menghindari adanya situs yang mengkritik  pemerintahan.
10. Mesir

sumber

Tidak ada komentar:
Posting Komentar